SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
“Pengembangan Sistem”
NAMA
KELOMPOK (SM10) :
Sekar
Arum Pujiningrat 1410209318
Tyas
Kurnia Hilmy 1410209380
Kuntum
K. M. Maskat 1410209381
Berliana
Fernanda 1410209387
Azizah 1410209424
SEKOLAH
TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA
(STIESIA)
SURABAYA
PENGEMBANGAN
SISTEM
PENDEKATAN
SISTEM
Proses-proses pemecahan masalah secara
sistematis pertama kali dikembangkan oleh John Dewey, profesor filsafat di
University of Colombia sekitar satu abad yang lalu. Pada 1910, John Dewey
menerbitkan bukunya yang mengidentifikasi tiga seri pertimbangan yang perlu
dilibatkan untuk memutuskan suatu kontroversi atau masalah yang mengundang
perbedaan pendapat. Pertimbangan tersebut adalah:
- Mengenali kontroversi.
- Mempertimbangkan berbagai alternatif pendapat.
- Membuat penilaian.
Para ahli menemukan bahwa kerangka kerja
Dewey sesuai dengan yang dibutuhkan sehingga kemudian menjadi pendekatan sistem (system approach), yaitu suatu urutan pemecahan masalah dengan
langkah pertama masalah dipahami terlebih dahulu, langkah kedua
mempertimbangkan berbagai solusi alternatif, dan langkah ketiga memilih solusi
terbaik.
Ada
empat langkah yang dapat diuraikan berikut ini :
MANAJEMEN PROYEK
Rangkaian Langkah-Langkah
Fase pertama, preparation effort atau upaya persiapan, yaitu mempersiapkan
orang atau personel yang bertugas memecahkan masalah dengan memberi mereka
orientasi sistem. Fase kedua, definition effort atau upaya definisi terdiri dari
identifikasi masalah yang akan dipecahkan, kemudian pemahaman terhadap masalah
tersebut. Terakhir, solution effort atau upaya
solusi melibatkan identifikasi solusi alternatif, evaluasi solusi
alternatif, memilih salah satu yang terbaik, menerapkan solusi terbaik, dan
memastikan bahwa masalah dapat dipecahkan.
Tahap dan Langkah pada Pendekatan Sistem
Upaya Persiapan
Ketiga langkah berkenaan dengan upaya persiapan
tidak harus diambil secara berurutan. Sebagai tambahan, dari satu langkah ke
langkah lainnya dapat memakan periode waktu yang lama.
Langkah Pertama – Pandang Perusahaan Sebagai Sistem
Anda harus mampu meliha perusahaan sebagai sebuah
sistem. Anda harus bisa melihat bagaimana perusahaan Anda atau unit
organisasionalnya cocok dengan menggunakan Model Sistem Umum (diagram yang
menunjukkan aliran sumber daya mulai dari lingkungan, melalui perusahaan, dan
kembali ke lingkungannya).
Langkah Kedua – Kenali Sistem Lingkungan
Hubungan organisasi atau perusahaan dengan
lingkungannya juga penting. Delapan unsur-unsur lingkungan (Pemasok, Pelanggan,
Serikat pekerja, Komunitas keuangan, Pemegang saham atau pemilik, Pesaing,
Pemerintah, dan Komunitas global) memberikan cara efektif untuk memosisikan
perusahaan sebagai sistem dan lingkungannya.
Langkah Ketiga – Mengidentifikasi Subsistem
Perusahaan
Subsistem utama perusahaan dapat mengambil
beberapa bentuk. Yang paling mudah dilihat oleh para manajer adalah area
bisnis. Masing-masing dapat dianggap sebagai suatu sistem terpisah seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
Upaya Definsi
Upaya definisi pada umumnya dirangsang
oleh pemicu masalah (problem trigger)
– suatu sinyal yang menunjukkan apakah sesuatunya berjalan lebih baik atau
buruk dari perencanaan. Sinyal dapat dimulai dari dalam perusahaan atau
lingkungannya dan sinyal ini merupakan inisiasi proses pemecahan masalah. Pada
sebagian besar kasus, pemicu merupakan respons terhadap gejala masalah bukan
terhadap masalah itu sendiri. Gejala adalah suatu kondisi yang dihasilkan oleh
masalah dan pada umumnya lebih jelas terlihat dibanding akar permasalahannya.
Sebagai contoh, suatu gejala berupa tingkat penjualan yang rendah digambarkan
dalam sistem laporan penjualan. Untuk menemukan penyebab utama [rendahnya
tingkat penjualan, manajer mungkin harus menggali lapisan-lapisan gejala yang
terlihat, sebelum akhirnya menemukan bahwa penyebab utamanya adalah buruknya sistem
pelatihan penjualan (sales training).
Masalah merupakan peristiwa atau kondisi
yang membahayakan atau berpotensi membahayakan perusahaan, atau sebaliknya,
yang berpengaruh baik atau berpotensi berpengaruh baik bagi perusahaan. Manajer
atau pegawai lainnya yang berada pada unit manajer yang biasanya bertugas
mengidentifikasi masalah atau suatu gejala. Ketika pertama kali masalah
dikenali, manajer dapat memanggil pengembang sistem (system developer) untuk
membantu memahami masalah. Upaya definisi terdiri dari dua langkah, yaitu
mengalihkan sistem menjadi subsistem dan menganalisis komponen sistem dalam
suatu urutan tertentu.
Langkah Keempat – Mengalihkan Sistem Menjadi
Subsistem
Saat manajer berusaha memahami masalah, maka proses
analisis pada sistem di mana manajer bertanggung jawab telah dimulai. Sistem
dapat berupa perusahaan atau salah satu unitnya. Kemudian analisis dilakukan
berdasarkan hierarki sistem, tingkat demi tingkat.
Langkah Kelima – Analisis Bagian-Bagian Sistem Dalam
Satu Urutan Tertentu
Saat manajer mempelajari setiap tingkat sistem,
elemen-elemen sistem dianalisis secara berurutan. Urutan ini ditunjukkan
sebagai berikut dan mencerminkan prioritas tiap elemen dalam proses pemecahan
masalah. Misalnya dalam elemen empat tidak dapat dipecahkan jika terdapat
masalah dalam elemen tiga.
- Elemen Satu – Mengevaluasi Standar
- Elemen Dua – Membandingkan Output Sistem Dengan Standar
- Elemen Tiga – Mengevaluasi Manajemen
- Elemen Empat – Mengevaluasi Pengolah Informasi
- Elemen Lima – Mengevaluasi Input dan Sumber Daya Input
- Elemen Enam – Mengevaluasi Proses Transformasi
- Elemen Tujuh – Mengevaluasi Sumber Daya Output
Upaya Pemecahan
Masalah
Upaya pemecahan masalah meliputi pertimbangan
berbagai alternatif yang layak, pemilihan alternatif terbaik, dan penerapannya.
Langkah Enam – Mengidentifikasi Berbagai Solusi
Alternatif
Langkah Tujuh – Mengevaluasi Berbagai Solusi
Langkah Delapan – Memilih Solusi Terbaik
Langkah Sembilan – Menerapkan Solusi
Langkah Sepuluh – Membuat Tindak Lanjut Untuk
Memastikan Bahwa Solusi Itu Efektif
SIKLUS HIDUP
PENGEMBANGAN SISTEM
Pendekatan sistem merupakan suatu metodologi.
Metodologi adalah suatu jalan atau cara yang direkomendasikan dalam melakukan
sesuatu. Pendekatan sistem adalah metodologi dasar untuk pemecahan berbagai
macam permasalahan. Siklus hidup pengembangan sistem (system development life
cycle-SDLC) adalah sautu aplikasi dari pendekatan sistem untuk pengembangan
suatu sistem informasi.
SDLC TRADISIONAL
Para pengembang sistem perlu melakukan beberapa
tahap dengan urutan tertentu jika proyek ingin berhasil dengan baik.
Tahap-tahapnya adalah:
- Perencanaan
- Analisis
- Desain
- Implementasi
- Penggunaan
Proses pembuatan sistem baru kurang lebih mengikuti
jalur seperti berikut ini. Proyek direncanakan dan sumber daya yang diperlukan
untuk melaksanakan pekerjaan disusun. Sistem yang telah berjalan dianalisis
untuk memahami masalah dan menentukan kebutuhan fungsional dari sisem baru.
Kemudian sistem yang baru dirancang dan diimplementasikan. Setelah
implementasi, baru sistem tersebut benar-benar digunakan dalam proyek –
idealnya untuk periode waktu lama.
Karena pekerjaan mengikuti suatu pola berurutan dan
dilakukan dengan metode top-down,
SDLC tradisional sering dikenal sebagai pendekatan
air terjun (waterfall approach).
Aliran aktivitas berjalan satu arah dari awal sampai proyek selesai.
Gambar dibawah ini memperlihatkan bagaimana
tahap-tahap siklus hidup membentuk pola lingkaran mengikuti berjalannya waktu.
Ketika sistem aus, kurang bermanfaat dan harus diganti, maka siklus hidup
dimulai, diawali dengan tahap perencanaan.
Tidak sulit untuk melihat bagaimana SDLC tradisional
merupakan suatu aplikasi pendekatan sistem. Masalah didefinisikan dalam tahap
perencanaan dan analisis. Kemudian solusi alternatif diidentifikasi dan dievaluasi
dalam tahap desain. Selanjutnya, solusi terbaik diimplementasikan dan
digunakan. Selama tahap penggunaan, umpan balik informasi dikumpulkan untuk
melihat seberapa baik sistem dapat memecahkan masalah yang dihadapi.
PEMBUATAN
PROTOTIPE (PROTOTYPING)
Prototipe adalah suatu versi sistem
potensial yang disediakan bagi pengembang dan calon pengguna yang dapat
memberikan gambaran bagaimana kira-kira sistem tersebut akan berfungsi bila
telah disusun dalam bentuk yang lengkap. Proses dalam memproduksi suatu
prototipe disebut prototyping.
Tujuannya adalah menghasilkan prototipe secepat mungkin, bahkan dalam satu
malam, dan memperoleh umpan balik dari pengguna yang akan memungkinkan
prototipe untuk ditingkatkan – secepat mungkin. Proses ini bisa diulang beberapa
kali sehingga menghasilkan prototipe yang dianggap sempurna.
Jenis-jenis prototipe
1. Prototipe
evolusioner (evolutionary prototype)
Adalah prototipe yang secara terus menerus
diperbaiki sampai semua kriteria sistem baru yang dibutuhkan pengguna
terpenuhi.
2. Prototupe requirement (requirement prototype)
Dikembangkan sebagai cara untuk menentukan kebutuhan
fungsional dari sistem baru pada saat para pengguna tidak mampu mengungkapkan
dengan tepat apa yang mereka butuhkan. Jadi berbeda dengan Prototipe
evolusioner yang kemudian menjadi sistem yang nyata, Prototipe requirement tdak menjadi suatu sistem
yang nyata.
1. Identifikasi
kebutuhan pengguna
Pengembang
mewawancarai pengguna untuk memperoleh suatu gagasan mengenai apa yang
dibutuhkan dari sistem.
2. Mengembangkan
prototipe
Pengembang
menggunakan satu atau lebih perkakas prototyping
untuk mengembangkan satu prototipe.
3. Menentukan
apakah prototipe bisa diterima atau tidak
Pengembang
mendemonstrasikan prototipe kepada pengguna untuk menentukan apakah prototipe
sudah memuaskan atau belum.
4. Menggunakan
prototipenya
Prototipe menjadi suatu
sistem produk baru
Ada
tujuh langkah yang dapat diuraikan berikut ini :
1. Identifikasi
kebutuhan pengguna
Pengembang
mewawancarai pengguna untuk memperoleh suatu gagasan mengenai apa yang
dibutuhkan dari sistem.
2. Mengembangkan
prototipe
Pengembang
menggunakan satu atau lebih perkakas prototyping
untuk mengembangkan satu prototipe.
3. Menentukan
apakah prototipe bisa diterima atau tidak
Pengembang
mendemonstrasikan prototipe kepada pengguna untuk menentukan apakah prototipe
sudah memuaskan atau belum.
4. Memprogram
sistem baru
Pengembang
menggunakan prototipe sebagai dasar untuk memprogram sistem baru.
5. Menguji
sistem baru
Pengembang
menguji sistem tersebut.
6. Mempertimbangkan
apakah sistem baru tersebut bisa diterima atau tidak.
7. Menggunakan
sistem baru dalam proses produksi.
Daya Tarik Prototyping
Baik
para pengguna dan pengembang tertarik pada
prototyping dengan alasan berikut :
- Komunikasi antara pengguna dan pengembang meningkat
- Pengembang dapat memperlajari dan mengetahui kebutuhan-kebutuhan pengguna secara tepat.
- Pengguna berperan lebih aktif dalam pengembangan sistem.
- Pengembang dan pengguna memerlukan lebih sedikit usahan dan waktu dalam mengembangkan sistem.
- Implementasi akan lebih mudah sebab pengguna mengetahui apa yang akan didapat dari sistem yang baru.
Keuntungan
ini memungkinkan prototyping menekan
biaya-biaya pengembangan dan meningkatkan kepuasan pengguna terhadap sistem
yang disediakan.
Potensi kegagalan Prototyping
Prototyyping memiliki
potensi gagal, hal-hal yang dapat menyebabkan kegagalan pada prototyping adalah :
- Terburu-buru dalam membuat prototipe dapat menyebabkan pengembang mengambil jalan pintas (shortcut) dalam mendefinisikan masalah, membuat evaluasi alternatif, dan dokumentasi.
- Pengguna mungkin sangat terkesan terhadap prototipe, sehingga mempunyai harapan yang tidak realistis terhadap sistem produksi.
- Prototipe evolusiner mungkin tidak seefisien seperti sistem yang diprogram dengan suatu bahasa pemprograman.
- Interaksi antara komputer dan manusia yang difasilitasi oleh prototyping tools (perangkat-perangkat prototyping) tertentu tidak bisa mencerminkan teknik mendesain yang baik.
RAPID
APPLICATION DEVELOPMENT
Metodologi
yang memiliki tujuan sama seperti prototyping,
yaitu memberikan respon yang cepat pada kebutuhan pengguna dengan lingkup yang
lebih luas adalah RAD. RAD,
singkatan dari rapid application development (pengembangan aplikasi cepat),
adalah seperangkat strategi, metodologi, dan peralatan yang terintregasi dalam
satu kerangka kerja menyeluruh, yang disebut rekayasa informasi (information
engineering-IE). Rekayasa informasi adalah pendekatan secara menyeluruh
terhadap pengembangan sistem.
Pada
bagan tersebut menunjukkan bahwa Rekayasa Informasi dimulai pada tingkat
eksekutif dengan perencanaan sumber daya informasi strategis yang diterapkan
pada seluruh perusahaan (Perencanaan Strategi Informasi). Selanjutnya, setiap
unit bisnis dalam perusahaan menjadi subyek (Analisis Area Bisnis), untuk
mendefinisikan kegiatan dan data yang diperlukan oleh unit tersebut sehingga
dapat berfungsi seperti apa yang diinginkan. Dengan selesainya BAA, RAD dapat
mulai diterapkan.
Unsur-Unsur
Penting RAD
Ada
empat unsur dalam RAD, yaitu :
1. Manajemen
Manajemen,
khususnya manajemen puncak, harus merupakan orang yang suka bereksperimen dan
melakukan hal yang baru atau orang yang cepat tanggap dalam mempelajari dan
menggunakan metodologi baru.
2. Manusia
Penggunaan
satu tim tunggal untuk mengerjakan semua kegiatan SDLC tidal efisien, RAD
menyadari bahwa efisiensi dapat dicapai melalui penggunaan beberapa tim yang
terspesialisasi.
3. Metodologi
Metodolagi
dari RAD adalah siklus hidup RAD, yang terdiri dari empat tahap :
·
Perencanaan kebutuhan
·
Rancangan penguna
·
Konstruksi
·
Cutover
4. Tools
(Peralatan)
Terdiri
dari bahasa-bahasa pemrograman generasi keempat (fourth-generation language)dan peralatan CASE tools yang memudahkan prototyping
dan pembuatan kode.
PENGEMBANGAN
BERFASE
Metodologi
pengembangan sistem yang digunakan oleh banyak perusahaan saat ini merupakan
kombinasi SDLC tradisional, prototyping,
dan RAD dengan mengambil kelebihan masing-masing. SDLC tradisional memberikan
kontribusi tahap urutan logis yang terdiri dari perencanaan, analisis, desain,
implementasi, cutover, dan
penggunaan. Prototipe memberikan kontribusi metode umpan balik terhadap
pengguna untuk mengetahui apa yang dibutuhkannya sehingga dapat mendesain
sistem yang sesuai dengan kebutuhan pengguna tersebut. RAD memberikan
kontribusi mengenai pemahaman bahwa keterlibatan pengguna lebih dari sekedar
merespon prototipe, tetapi juga terlibat dalam pengembangan sistem khususnya
pada tahap-tahap awal.
Tahap-tahap
Metodologi Pengembangan Berfase
Tahap-tahap
Pengembangan Berfase
- Investigasi Awal
Melakukan
suatu analisis perusahaan dengan tujuan mempelajari masalah-masalah sistem
organisasi.
- Analisis
Menganalisi
kebutuhan fungsional pengguna untuk setiap modul ...... menggunakan berbagai
teknik untuk mengumpulkan informasi, dan menemukan dokumen dalam bentuk proses,
data, dan model-model objek.
- Desain
Mendesain
komponen-komponen dan interface
dengan sistem lain untuk setiap modul sistem baru dan dokumen didesain
menggunakan berbagai teknik modeling.
- Penyusunan Awal
Membuat
konstruksi perangkat lunak dan data kemudian mengujinya pada setiap modul
sistem dan memperoleh umpan balik dari pengguna.
- Penyusunan Akhir
Perangkat
lunak modul diintegrasikan untuk membentuk sistem yang lengkap yang diuji menggunakan
data.
Urutan
tahap-tahap pada pengembangan berfase tidak sama seperto SDLC tradissional.
Yang membedakannya adalah metodologi pada pengembangan berfase merupakan metode
analisis, desain, dan konstruksi awal yang diulang secara terpisah untuk setiap
modul sistem, bukan untuk keseluruhan sistem. Ketika tahap-tahap diulangi untuk
masing-masing modul, tahap ini disebut fase, sehingga sistem pengembangan ini
disebut sistem pengembangan berfase.
Fase-Fase
Modul
Fase-fase
modul terintegrasi dalam pengembangan sistem. Dalam contoh ini, sistem dibagi
ke dalam tiga modul, yaitu penulisan laporan, database, dan interface berbasis web. Banyaknya modul
dalam sistem bervariasi, mulai dari satu, selusin, dan seterusnya.
DESAIN
ULANG PROSES BISNIS
Manajemen
perusahaan biasanya berpendapat bahwa perlu diambil pendekatan baru untuk
sistem yang telah ada tersebut dengan memanfaatkan perkembangan dan kecanggihan
teknologi komputer. Proses untuk meningkatkan dan memperbaiki sistem ini
disebut rekayasa ulang (reengineering).
Teknologi informasi
menggunakan tiga teknik untuk menerapkan BPR, yaitu Reverse Engineering (rekayasa terbalik), reengineering (rekayasa ulang). Komponen ini dapat diterapkan
secara terpisah atau dikombinasikan satu dengan yang lainnya.
Gambar
7.9 Analisis, desain, dan rekayasa awal
Rekayasa
Terbalik
Rekayasa
terbalik adalah proses menganalisis suatu sistem untuk mengidentifikasi
elemen-elemen dan cara elemen-elemen itu berinteraksi, serta untuk menciptakan
dokumentasi dalam tingkat yang lebih tinggi dari yang sekarang telah ada. Titik
awal dalam proses rekayasa terbalik suatu sistem adalah mengubah kode program
menjadi dokumentasi. Dokumen ini kemudian dapat ditransformasi menjadi
deskripsi yang lebih abstrak, seperti diagram aliran data dan grafik alir.
Restrukturisasi
Restrukturisasi adalah proses transformasi suatu sistem
menjadi bentuk lain tanpa mengubah fungsionalitasnya. Salah satu
restrukturisasi adalah transformasi suatu program yang ditulis pada tahun-tahun
awal penggunaan komputer di mana tidak banyak terdapat standar pemrograman.
Program lama tersebut ditransformasi menjadi modul-modul hierarki dalam format
terstruktur. Sama halnya dengan rekayasa terbalik, restrukturisasi dapat
dilakukan dalam arah mundur melalui tiap tahap siklus hidup sistem. Hasilnya
adalah suatu sistem yang terstrutur lengkap.
Rekayasa
Ulang
Rekayasa ulang adalah rancangan ulang
lengkap suatu sistem lama dengan tujuan untuk mengubah fungsionalitas sistem
tersebut. Namun, pendekatan ini tidak dapat dilakukan secara lansung. Untuk
mendapatkan hasil yang baik, diperlukan pengetahuan mengenai sistem yang akan
dirubah fungsionalitasnya. Pengetahuan dapat diperoleh dengan melakukan
rekayasa terbalik. Sistem yang diperoleh melaui rekayasa terbalik ini kemudian
dikembangkan secara normal. Pengembangan sistem ini disebut rekayasa maju (forward engineering).
MENEMPATKAN
SDLC TRADISIONAL, PROTOTYPING, RAD,
PENGEMBANGAN BERFASE, DAN BPR DALAM PERSPEKTIFNYA
SDLC
tradisional adalah aplikasi pendekatan sistem untuk menangani masalah-masalah
dalam pengembangan sistem. Metodologi ini mengandung semua unsur-unsur dasar
pendekatan sistem, dimulai dengan identifikasi masalah dan berakhir pada
penggunaan sistem.
RAD
adalah suatu pendekatan alternatif untuk tahap-tahap perancanaan dan
implementasi SDLC. Kontribusi RAD yang utama adalah kecepatannya sehingga
sistem dapat segera digunakan. Kecepatan ini dicapai terutama melalui
penggunaan perkakas (tool) berbasis
komputer dan tim proyek yang terlatih.
Pengembangan
berfase menggunakan SDLC tradisional sebagai kerangka kerja dasar dan
menerapkannya pada suatu proyek secara fleksibel. Pengembangan berfase juga
menggunakan konsep, perkakas dan tim ahli, seperti halnya RAD.
Istilah
BPR digunakan terhadap pendekatan ini dengan menggunakan teknologi komputer
yang paling canggih. Prototyping, RAD,
dan pengembangan berfase dapat digunakan dalam suatu proyek BPR untuk memenuhi
kebutuhan pengguna dengan cara yang responsif.
PEMODELAN
PROSES ( PROCESS MODELING)
Diagram
arus (Data DFD)
Diagram
arus data (DFD) adalah tampilan grafik suatu sistem yang menggunakan empat
bentuk untuk menggambarkan bagaimana data mengalir melalui proses-proses yang
saling berhubungan. Simbol-simbol tersebut menggambarkan (1) unsur-unsur
lingkungan yang berhubungan dengan sistem; (2) arus data; (3) arus data; dan (4)
penyimpanan data.
Unsur-unsur
lingkungan berada di luar batas sistem. Unsur-unsur ini
memberikan input data pada sistem dan
menerima output data dari sistem.
Istilah terminator sering digunakan
untuk menggambarkan unsur-unsur lingkungan, karena mereka merupakan titik akhir
sistem.
- Suatu terminator dapat berupa:
- Orang, seperti seorang manajer, yang menerima laporan dari sistem
- Organisasi, seperti suatu departemen dalam perusahaan atau perusahaan lain yang berhubungan, misalnya perusahaan pemasok bahan mentah.
- Sistem lain, yaitu suatu sistem yang berhubungan dengan sistem yang kita miliki.
Proses
adalah
sesuatu yang mengubah input menjadi output. Proses yang dapat digambarkan
dengan lingkaran, pesergi panjang horizontal, atau pesergi panjang vertikal
dengan sudut dibulatkan (tidak siku-siku).
Aliran
data terdiri dari kelompok-kelompok elemen data yang
saling berhubungan secara logis (mulai dari elemen data tunggal sampai satu
atau lebih file) yang berjalan dari
titik atau proses ke titik atau proses yang lain.
Penyimpanan
data (data store).
Dalam DFD istilah penyimpanan data berarti tempat khusus atau gudang untuk
menyimpan data. Penyimpanan data dapat dalam bentuk satu set garis sejajar atau
segiempat panjang terbuka, ataupun bentuk oval.
Proses
penggambaran suatau DFD dimulai dengan mengidentifikasi proses, menghubungkan
proses tersebut dengan aliran data, mengidentifikasi terminator yang menberikan
input dan menerima output dan mengembangkan penyimpanan
data jika diperlukan.
Diagram
konteks menempatkan sistem dalam konteks lingkungannya. Diagram
terdiri dari simbol proses tunggal yang menggambarkan keseluruhan sistem.
Hal-hal
yang harus diperhatikan ketika menggambar diagram konteks adalah:
- Gunakanlah hanya simbol proses tunggal
- Beri tabel atau nama pada simbol proses untuk menggambarkan keseluruhan sistem.
- Jangan memberi nomor pada simbol proses tunggal
- Masukkan (gambarkan) semua terminator sistem tunjukanlah semua aliran data antar terminator dan sistem.
Sekarang
anda dapat memahami mengapa DFD dalam gambar 7.11 disebut suatu diagram gambar
0. Ini karena proses pada tingkat tinggi berikutnya dalam diagram kontex–
tingkat ini tidak diberi nomer.
Perhatikan
bahwa pada aliran data kedalam proses 4.11 dalam gambar 7.13 terdapat lingkaran
kecil disalah satu ujungnya lingkaran ini dinamakan konektor(conector),berisi
sejumlah proses yang menyediakan aliran data dengan cara yang sama konektor
dapat juga digunakan untuk menunjukkan tujuan proses dari data yang meninggalkan
sistem. Ini adalah cara untuk menunjukkan bahwa proses-proses pada satu DFD
berhubungan dengan proses-proses yang lain.
Istilah
tingkat DFDS digunakan untuk menjelaskan hirearki diagram, mulai dari diagram
kontex sampai tingkat terendah diagram tingkat detail yang di perlukan ada dua
peraturan yangs diikuti menentukan berapa banyak tingkat DFDS yang akan
digunakan. Pertama, batasi jumlah proses dalam DFD tunggal sehingga tidak lebih
dari enam sampai delapan . Kedua, gunakan alat yang lain untuk mendokumentasikan
detail ditingkat paling bawah dan gunakan tidak lebih dari satu halaman. Jika
diperlukan lebih banyak ruang hentikan pembuatan diagram aliran data
secepatnya.
Use case
Use
case adalah deskriptif naratif Ringakasan suatu dialog yang terjadi antara
sistem primer dan sistem sekunder. Dalam banyak kasus, sistem primer adalah
program komputer dan sistem sekunder adalah seseorang yang berinteraksi dengan
program komputer itu.
Ada
dua format use case. Pertama adalah naratif berkelanjutan dengan masing-masing
tindakan tindakan diberi nomer secara
berurutan. Yang kedua disebut format pingpong sebab terdiri dari dua naratif
dan nomer menandai bagaimana tugas dilaksanakan secara bergantian antara sistem primer dan sekunder.
Operator
data entry memasuki sistem menggunakan pasword. Sistem memverivikasi pasword
atau menolak operator memasuki sistem. Operator data entry memasukkan data
pemesanan barang dalam komputer. Data pemesanan barang meliputi :
- Nomer pelanggan
- Nomer item pesanan
- Jumlah pesanan
Petunjuk penggunaan use case
Kumpulkan
petunjuk untuk mempersiapkan penggunaan use case dalam format pingpong
ditunjukkan dalam gambar 7.15
Kapan menngunakan data flow diagram
dan use case
Diagram
aliran data dan use case paling sering sering digunakan selama tahap
investtigasi awal dan tahap analisis dalam metodologi pengembangan berfase. DVD
menggambarkan garis besar proses dan use case menjelaskannya secara detail.
|
MANAJEMEN PROYEK
Proyek
pengembangan sistem pertama dikelola oleh manajer dari unit ite, dibantu oleh
manajer analisis sistem, manajer progamming dan manajer operasi. Gambar 7.16
menunjukkan hirarki dalam manajemen proyek. Dalam contoh ini ada lima proyek
pengembangan yang sedang berjalan pada waktu yang sama, semuanya diatur oleh
manajemen informasi sistem informasi spiring steering komite atau komite
pengendalian sistem manajemen informasi.
Komite
eksektif yang bertanggung jawab untuk mengatur dan mengawasi semua proyek sistem.
Bila komite baru ini juga bertanggung jawab dalam membuat guide atau petunjuk
tata kerja proyek, menentukan arah proyek dan mengontrol jalannya proyek, maka
komite ini disebut komite pengendali.
Steering
Committee (Komite
pengendali)
Ketika
perusahaan menetapkan suatu komisi pengendalian yang bertugas mengendalikan dan
mengarahkan penggunaan sumber daya komputasi perusahaan, komisi tersebut diberi
nama komite pengendali sistem manajemen informasi.
MIS-SC
melaksanakan 3 fungsi utama :
1. Menetapkan
kebijakan yang memastika dukungan komputer dlam mencapai tujuan strategis perusahaan,
2. Menyediakan
kendali fiskal dengan bertindak sebagai pejabat yang berwenang memberi persetujuan
bagi permintaan dana yang terkait dengan pengguna komputer.
3. Memecahkan
konflik yang muncul berkenaan dengan prioritas penggunaan komputer.
Dua keuntungan utama di dapatkan dengan
memusatkan manajemen siklus sistem dalam komite pengendalian :
- komputer akan digunakan untuk mendukung pemakai seluruh perusahaan itu.
- proyek komputer akan mempunyai karakteristik perencaaan dan pengendalian baik.
Kepemimpinan
Proyek
Aktivitas
tim diarahkan oleh pemimpin tim atau pemimpin proyek yang memberikan arahan
selama proyek berlangsung. Berbeda dengan komite pengendalian sistem informasi
yang akan harus memantau jalannya sistem pasca implementasi, tim proyek
biasanya dibubarkan saat sistem selesai di implementasikan
Mekanisme
Manajemen Proyek
Dasar
manajemen proyek adalah rencana proyek, yang disiapkan selama tahap investasi
awal dalam metode pengembangan berfase. Perencaan pertama dirancang secara umum
kemudian dibuat lebih spesifik. Format populer untuk rencana terperinci adalah
bagan gantt, yang mengidentifikasi tugas-tugas siapa yang akan melaksanakan,
dan kapan mereka melakukannya. Bagan gantt dan diagram network adalah contoh
dari laporan grafik. Laporan naratif dalam bentuk laporan tertulis mingguan
yang disiapkan oleh pemimpin proyek merupakan suatu cara untuk
mengkomunikasikan informasi proyek kepada komite pengendalian informasi. Dengan
cara ini anggota komite dapat memantau kondisi proyek dan membuat keputusan
untuk memastikan proyek diselesaikan dengan sukses dengan waktu dan anggaran
yang direncanakan.
DAFTAR PUSTAKA
Mcleod, Jr. Raymond dan P. Schell George. 2007. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta : PT INDEKS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar