SISTEM
INFORMASI MANAJEMEN
“Sistem Informasi Pemasaran”
NAMA
KELOMPOK (SM10) :
Sekar
Arum
Pujiningrat 1410209318
Tyas
Kurnia
Hilmy 1410209380
Kuntum
K. M. Maskat
1410209381
Berliana
Fernanda
1410209387
Azizah
1410209424
SEKOLAH
TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA
(STIESIA)
SURABAYA
BAB
9
SISTEM
INFORMASI PEMASARAN
9.1.
Struktur Organisasi Fungsional
Perusahaan bisnis
secara tradisional telah diatur dalam hal tugas-tugas, atau fungsi-fungsi, yang
dilaksanakan. Semua jenis organisasi memiliki fungsi pemasaran, keuangan,
sumber daya manusia, dan jasa informasi. Perusahaan yang memiliki fungsi
manufaktur adalah perusahaan yang memproduksi produk yang dijualnya, dan
penelitian dan pengembangan.
Risiko Menekankan Sistem Informasi
Fungsional
Subsistem
fungsional harus mengambil sebagian datanya database
umum, dan keputusan yang dibuat di suatu era harus sesuai dengan keputusan yang
dibuat di area lainnya dan dengan tujuan keseluruhan perusahaan. Dalam
antusiasme yang tinggi untuk menerapkan komputer, pemasar membangun suatu dasar
teoritis yang kokoh yang menjadi landasan bagi semua area fungsional.
9.2.
Prinsip Pemasaran
Pemasaran
“terdiri dari kegiatan perorangan dan organisasi yang memudahkan dan
mempercepat hubungan pertukaran yang memuaskan dalam lingkungan yang dinamis
melalui penciptaan, pendistribusian, promosi dan penentuan harga, jasa dan
gagasan.”
Pandangan
ini menunjukkan luasnya permasalahan yang harus dipecahkan oleh manajer
pemasaran demikian pula luasnya informasi yang diperlukan untuk memecahkan
masalah-masalah itu.
Bauran pemasaran
Manajer
pemasaran memiliki beragam sumber daya untuk dikaryakan. Tujuannya untuk
mengembangkan strategi yang menerapkan sumber daya ini bagi pemasaran barang,
jasa dan gagasan pemasaran.
Strategi
pemasaran terdiri dari campuran unsur-unsur yang dinamakan bauran pemasaran (marketing mix): produk, promosi, tempat
dan harga (product, promotion, place, and
price). Semua itu dikenal sebagai 4P. Produk (product) adalah apa yang dibeli oleh pelanggan untuk memuaskan
keinginannya atau kebutuhannya. Produk dapat berupabarang fisik, berbagai jenis
jasa, atau suatu gagasan. Promosi (promotion)
berhubungan dengan semua cara yang mendorong penjualan produk, termasuk
periklanan dan penjualan langsung. Tempat (place)
berhubungan dengan cara mendistribusikan produk secara fisik kepada pelanggan
melalui saluran distribusi. Harga (price)
terdiri dari semua elemen yang berhubungan dengan apa yang dibayar oleh
pelanggan untuk produk itu.
9.3.
Model Sistem Informasi Pemasaran
Sistem
informasi pemasaran merupakan subset dari sistem informasi manajemen yang
menyediakan informasi untuk memecahkan masalah pemasaran perusahaan.
Gambar 3 menunjukkan struktur dasar sistem informasi
pemasaran. Subsistem input mengumpulkan data dan informasi, yang dimasukkan ke
dalam database. Subsistem output
terdiri dari program-program komputer yang mengubah.
Subsistem
Input Pemasaran
Banyak
dari data dan informasi pemasaran disediakan oleh sistem informasi akuntansi.
Input ini menyediakan catatan kegiatan penjualan yang terinci, yang dapat
menjadi menjadi dasar bagi laporan periodik dan khusus, atau model matematika.
Subsistem
penelitian pemasaran (marketing research
subsystem) mengumpulkan data mengenai segala aspek operasi pemasaran
penjualan namun terutama aspek-aspek yang berkaitan dengan pelanggan atau calon
pelanggan. Data dikumpulkan terutama melalui survei.
Subsistem
intelijen pemasaran (marketing
intelligence subsystem) mengumpulkan data dan informasi mengenai pesaing
perusahaan, secara historis sistem ini telah beroperasi secra informal.
Misalnya, wakil pemasaran perusahaan berbelanja di toko pesaing dan mengikuti
kunjungan ke kantor dan pabrik pesaing. Namun, belakangan ini, kegitan membeli
intelijen dalam bentuk database
komersial semakin meningkat.
Kegiatan
intelijen dari sistem informasi fungsional merupakan suatu kegiatan yang etis
dan jangan dirancukan dengan spionase industri, yang merupakan suatu bentuk
memata-matai.
Subsistem Output Pemasaran
Semua
produk dan jasa yang ditawarkan oleh fungsi pemasaran disebut juga bauran
pemasaran (marketing mix), yang
mencakup produk; tempat produk itu dijual; promosi, seperti penjualan langsung
atau periklanan; dan harga produk.
Model
ini menggunakan campuran unsur-unsur itu sebagai cara mengklarifikasikan
subsistem output. Semua perangkat
lunak yang menginformasikan manajer mengenai produk tercakup di dalam subsistem
produk. Semua perangkat lunak yang menjelaskan cara produk didistribusikan ke
pelanggan tercakup di dalam subsistem tempat. Perangkat lunak yang
memberitahukan manajer mengenai penjualan langsung dan periklanan berada di
dalam subsistem promosi, dan semua informasi mengenai harga disediakan oleh
subsistem harga. Manajer dapat menggunakan subsistem-subsistem ini secara
terpisah atau gabungan. Integrated-mix
subsystem memungkinkan manajer mengembangkan strategi pemasaran yang
menggunakan campuran unsur-unsur secara gabungan.
Tiap
kotak subsistem output pada model dapat mewakili berbagai macam komputer. Ada
program yang mencetak atau menampilkan laporan periodik, program yng memudahkan
database query, serta program yang
berfungsi sebagai model matematika.
9.4.
Evolusi Konsep Sistem Informasi Pemasaran
Pada tahun 1966 Profesor Philip Kotler dari
Northwestern University ity menggunkan istilah pusat saraf pemasaran (marketing
nerve center) untuk menggambarkan suatu unit baru di dalam pemasaran yang
mengumpulkan dan mengolah informasi pemasaran. Ia mengidentifikasi tiga jenis
informasi pemasaran.
· Intelijen pemasaran (marketing intelligence) –
informasi yang mengalir ke perusahaan dari lingkungan.
· Informasi pemasaran intern (internal marketing information) – informasi
yang dikumpulkan di dalam perusahaan.
· Komunikasi pemasaran (marketing communication) – informasi
yang mengalir keluar dari perusahaan ke lingkungan.
Sistem informasi
pemasaran (marketing
information system), atau MKIS, sebagai suatu sistem berbasis komputer yang bekerjasama
dengan sistem informasi fungsional lain untuk mendukung manajemen perusahaan
dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan pemasran produk perusahaan.
Model Kotler
Selama
periode 1967-1974, tidak kurang dari lima model MKIS dijelaskan dalam
literatur. Intinya terdiri dari empat subsistem: akuntansi internal, intelijen
pemasaran, penelitian pemasaran, dan management
science pemasaran. Subsistem-subsistem ini mengambil data dari lingkungan
dan mengubahnya menjadi informasi bagi eksekutif pemasaran.
Dengan
menyertakan sistem akuntansi
internal Kotler mengakui adanya
hubungan simbiosis, atau ketergantungan antara berbagai fungsi dalam
perusahaan. Sistem akuntansi internal memberikan suatu ikatan barsama diseluruh
perusahaan.
Sistem intelijen
pemasaran terutama berhubungan dengan penyebaran informasi
untuk menyadarkan manajemen tentang perkembangan-perkembangan baru di pasar.
Sistem pemelitian pemasaran memiliki dua tujuan (1) mendapatkan data terbaru
yang menjelaskan operasi pemasaran, dan (2) menyajikan penemuan itu bagi
manajemen dalam bentuk yang memudahkan pengambilan keputusan.
Sistem management
science pemasaran menekankan penggunaan teknik kuantitatif
yang canggih, seperti model matematika. Kotler melihat bahwa eksekutif
pemasaran menggunakan output informasi
untuk perencanaan, pelakinformasi untuk perencanaan, pelakinformasi untuk
perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian.
DAFTAR PUSTAKA
McLeod, Raymond. Sistem Informasi Manajemen, edisi
terjemahan. PT Bhuana Ilmu Populer; Jakarta. 1995